kau sudahi cerita rindu dengan bahagia yang bukan untukku
satu demi satu membunuh setiaku menjadi sepi menyulutkan benci
cinta itu secukupnya saja
tanpa ku sadari lajunya, 3 tahun sudah aku menunggumu
ku bela tanpa harus aku bertanya-tanya.
cinta tak pernah butuh alasan walau cuma 1 huruf saja
bukan semata rindu yang mengerontangkan bejana asa tapi lebih karena tulus yang menasbihkannya. apa adanya, dan begitu saja!
merunduk malu dalam hasrat yang bergegas tulus.
tak lelah menapak dalam jejak yang tertatih tatih.
hingga ku tak tahu lagi dengan apa harus ku tepikan adamu, sejenak saja.
saatnya rebah khusyuk dalam doa untuk dia yang ku bela
tertebas segulung mimpi indah yang belum menjamah nyata
mengais satu demi satu sisi jiwanya yang entah bersembunyi dimana
tatap mata dan senyum lugunya mendamaikan lelahku
terimakasih Tuhan atas karunia-Mu
berbisiklah meski hanya berdesir bersama angin
menyergap sadarku dari pusing keterasingan
merapal namamu dari jerit ketakutan
"MENGULUM KEPASRAHAN TANPA SYARAT"
biarkan saja semua berjalan tanpa rekayasa
seperti sejak pertama rasa itu diam dan membisu
andai saja tak ada jarak yang mengunci langkah kaki
tunduk teduh pada keakuan perasaan
sepotong senyum yang dititipkan pada matahari senja
menghapus seluruh rasa kesal dan gundahku
jiwa jiwa yang patah setia ku cacah di ujung luka yang belum mengering
hampa mengendus nelangsa dan selalu berakhir dalam genangan kecewa yang memuja sia sia
datang dengan lugunya menawarkan terang di balik gelap yang mendekapku dalam titik hitam yang memanjang
meski hanya menepis pada getar ilusi belaka
jangan pernah kau bertanya meski ada ruang untuk kembali
dari tiada menjadi ada dan dari ada menjadi tiada
sapa yang ku runut pada deretan hari tak menjemput nyata
menyudutkanku di batas gelisah yang mengunyah luka satu per satu
andai saja kau tau itu
menenggelamkan janji setia pada altar tak berpenghuni
mengulum warasku hingga tak bersisa
berlindung tak ada payung yang membentang
menangispun tak ada sandaran
lembab udara yang berhembus mengundang debu merangkul nelangsaku
mendulang ilusi dengan sia sia
mendesahkan harapan yang tersisa tanpa selera
bisuku membungkam maya
rebah kaku dengan tatapan mata yang terus menua
dan aku tak tahu dimana kini aku berada
menyisakan perih yang menguruk tawa
pada buramnya kaca cermin yang terbelah
lara mengendap dalam emosi yang membara
tetaplah dalam bahagia
disekap gelisah yang mengasah pilu
hingga kata-kata tak lagi mampu bicara
jaga diri, selamat berlabuh di pelangi nirwana malam ini
melibas gelisah memamah resah pada gerimis yang basah
rebah dalam buaian mimpi indah merekah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar